Habis Masa Berlaku? Gak Perlu Antri! Ini Cara Baru Perpanjang SIM Secara Online

By | 28 Agustus 2025

Pak bu, pernah nggak sih perasaan deg-degan saat SIM mau habis masa berlakunya? Bayangan antrian panjang dan rumitnya urusan di kantor polisi langsung bikin males, ya? Dulu iya, banget. Tapi sekarang, bersyukur banget karena proses perpanjangan SIM A atau C sudah bisa dilakukan secara online dari rumah! Yes, sebagian besar tahapannya bisa kita selesaikan dengan gadget di tangan. Jadi, buat yang masa berlakunya masih lama, simak baik-baik ya. Buat yang mau habis, langsung aja catat langkah-langkahnya!

**Langkah Awal: Download Aplikasi dan Siapkan Dokumen**
Pertama-tama, hal yang perlu kamu lakukan adalah mengunduh aplikasi **Digital Korlantas** di PlayStore (buat pengguna Android) atau App Store (buat pengguna iOS). Setelah diinstall, buat akunnya dulu. Selain itu, siapkan juga dokumen-dokumen persyaratan yang biasanya diminta. Dokumen-dokumen ini nanti akan difoto dan diunggah ke aplikasi, jadi pastikan semuanya sudah rapi dan terbaca jelas.

**Langkah 1: Cek Kesehatan Online (Tapi Datang Sendiri) lewat Erikkes**
Nah, ini dia inovasi keren dari Polri. Kita bisa daftar cek kesehatan secara online melalui situs **http://erikkes.id**. Eits, tapi jangan salah sangka dulu. Proses pendaftarannya yang online, sedangkan tes kesehatannya sendiri tetap harus kita jalani secara langsung, teman-teman. Nanti setelah daftar di Erikkes, kita akan diarahkan untuk datang ke Rumah Sakit yang sudah ditunjuk, yang biasanya adalah RS Bhayangkara atau RS Polri terdekat. Pengalaman saya, tesnya cukup cepat kok, hanya tes tensi darah dan tes buta warna. Untuk biayanya, kita perlu merogoh kocek sekitar **Rp 105.000** (sudah termasuk biaya administrasi Rp 10.000) untuk SIM A atau C.

**Langkah 2: Tes Psikologi Benar-Benar Online lewat Eppsi**
Kalau yang ini baru namanya fully online! Kita bisa melakukan tes psikologi langsung dari rumah atau kantor tanpa perlu ke tempat tes. Caranya dengan mengakses situs **http://eppsi.id**. Tesnya sendiri mirip-mirip seperti tes TPA (Tes Potensi Akademik), ada contoh soalnya juga di situsnya jadi bisa latihan dulu. Seru, deh! Biaya yang dikeluarkan untuk tes ini juga terjangkau, sekitar **Rp 57.000**.

**Langkah Final: Lengkapi Semua di Aplikasi Digital Korlantas**
Setelah kedua tes selesai (Erikkes & Eppsi), data hasilnya akan otomatis tersambung (ter-sinkron) ke aplikasi **Digital Korlantas** tadi berdasarkan NIK yang kita input. Tinggal lengkapi saja langkah terakhir di aplikasi ini. Aplikasi akan meminta kita untuk mengupload foto KTP, SIM lama, foto selfie wajah menghadap depan, dan foto tanda tangan kita di atas kertas putih. Untuk pembayarannya juga mudah, dilakukan secara non-tunai melalui virtual account BNI. Biaya perpanjangannya sendiri adalah **Rp 80.000** untuk SIM A dan **Rp 75.000** untuk SIM C. Ditambah lagi dengan biaya layanan **Rp 10.000** dan biaya pengemasan **Rp 15.000**. SIM yang sudah jadi nanti bisa kita ambil langsung atau dikirim ke rumah dengan tambahan biaya ekspedisi.

**Kesimpulan: Hemat Waktu dan Tenaga!**
Secara keseluruhan, layanan online ini sangat memudahkan kita. Bayangkan, kita tidak perlu lagi menghabiskan waktu seharian untuk mengantri dan bolak-balik ke kantor polisi. Hanya perlu keluar rumah sekali untuk tes kesehatan. Satu masukan yang mungkin bisa dipertimbangkan oleh pihak berwenang adalah, alangkah baiknya jika pelayanan kesehatan (Erikkes) bisa bekerja sama dengan puskesmas terdekat di berbagai daerah. Jadi, bagi teman-teman yang tinggal jauh dari rumah sakit yang ditunjuk, tidak terlalu terbebani dengan biaya dan waktu transportasi.

Gimana? Gampang banget, kan? Yuk, manfaatkan kemudahan teknologi ini. Selamat mencoba dan semoga proses perpanjangan SIM-nya lancar

Semangat baru 2025

By | 28 Juli 2025

Hai, teman-teman! Akhirnya aku kembali menyalakan kembali blog ini setelah sekian lama vakum. Banyak banget draft yang tertunda, ide menumpuk tapi nggak sempat dieksekusi. Kini, aku merasa waktunya tepat untuk memulai lagi dan berbagi cerita lewat tulisan.

Sejujurnya, selama ini yang bikin aku off-track adalah kesibukan kerja. Jadwal rapat, deadline proyek, sampai lembur bikin otak otomatis ke mode “kerja terus.” Ide-ide nulis sering mampir, tapi sebelum sempat dituliskan, eh sudah keburu pindah ke tugas lain.

Tapi, aku percaya kalau menulis itu penting buat menyegarkan pikiran dan berbagi insight. Makanya, aku bikin komitmen baru: setidaknya satu postingan setiap minggu. Santai kok, bukan artikel panjang berpuluh paragraf, cukup yang ringkas tapi bermakna.

Ke depannya, aku bakal bahas topik-topik seru seperti tips atur waktu buat yang super sibuk, trik produktivitas tanpa stres, sampai cerita ringan soal keseharian. Semoga setiap tulisan bisa jadi teman ngopi kalian—nggak terlalu serius, tapi lumayan menginspirasi.

Terima kasih sudah tetap setia menunggu. Yuk, ikuti perjalanan baru aku di blog ini—lebih fun, lebih konsisten, dan pastinya lebih banyak cerita seru. See you di postingan pertama minggu ini!

Penghujung Tahun 2024

By | 31 Desember 2024

Pola satu tahun satu postingan ternyata masih terulang. Yap, kini di hari terakhir di tahun 2024, muncul juga postingan ini. Tahun 2024 banyak sekali target yang dikejar. Semoga di tahun 2025 akan semakin baik lagi, amin….insya Allah 😉

Sudah Amankah Data dan Informasi Kita ?

By | 11 Januari 2023

Masih ingat kejadian di pertengahan tahun 2022, di mana data dan informasi elektronik milik publik bocor di internet karena ulah peretas ? Masyarakat dibuat ramai kala itu karena data yang diduga bocor ini berasal dari perusahaan bonafit, yang tentunya memiliki standar pengelolaan dan pengamanan data informasi yang ketat dan didukung dengan teknologi canggih. Tapi kenapa ya bisa bocor padahal sudah diamankan sedemikian rupa. Analisisku ada beberapa faktor :

  1. Pengguna data kurang diedukasi terkait keamanan datanya sendiri terutama data yang bersifat rahasia. Biasanya pengguna sembarangan memasukkan data di situs yang tidak jelas atau situs palsu. Tidak terbatas situs web, saat ini banyak aplikasi gawai yang meminta informasi pribadi penggunanya seperti nomor handphone, tempat tanggal lahir, pendidikan, informasi perbankan dan lainnya. Parahnya lagi kalau sudah ketemu aplikasi pinjaman online, lebih banyak data pribadi yang diminta seperti nomor KTP, nomor KK, nama ibu kandung, dan lainnya. Jadi bila data pribadi kita tersebar di internet sudah tidak kaget lagi, karena kita sendiri yang menyediakannya. Situs atau aplikasi tersebut, walau tidak semua dan sudah ada perjanjian penggunaan data pribadi, terkadang memperjualbelikan data kita di pasar bebas demi meraup keuntungan. Pernah dapat sms atau Whatsapp berisi iklan dari nomor yang tidak dikenal ? nah bisa jadi itu salah satu dampak data pribadi yang disebar oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
  2. Situs atau aplikasi online yang tidak bertanggungjawab dalam mengelola data pribadi penggunanya. Seperti yang sudah aku ceritakan di nomor 1, masih banyak situs dan aplikasi online yang reputasinya tidak bagus tetapi pengguna tetap menggunakannya. Dalam kasus ini, pengguna minimal harus tahu situs atau aplikasi mana yang setidaknya dapat dipercaya khususnya dipercaya untuk mengelola data pribadi kita. Banyak cara untuk mengidentifikasi reputasi situs atau aplikasi online diantaranya:
    1. Situs yang tersertifikasi cenderung lebih aman untuk pengiriman data. Situs tersertifikasi ditandai dengan protokol https. Dengan memiliki sertifikat https, pertukaran data antara pengguna data ke dan dari pusat data akan dilakukan enkripsi sehingga tidak bisa dengan mudah dibaca oleh pihak luar. Penggunaan protokol https belum menjamin situs tersebut dapat dipercaya 100% dalam mengelola data pribadi, karena masih dimungkinkan standar prosedur keamanan data tidak memadai.
    2. Situs yang muncul di halaman pertama situs pencarian seperti Google, Yahoo cenderung lebih dapat dipercaya khususnya dalam menangani data kita. Hati-hati pada situs dengan nama yang mencurigakan, biasanya agak panjang dan tidak memakai domain umum seperti .com, .id.
    3. Khusus untuk aplikasi online di gawai seperti aplikasi Android, iOS kita bisa cek lewat Play Store atau App Store masing-masing. Kriteria yang bisa dicek antara lain sudah berapa kali aplikasi diunduh, rating aplikasi ( bintang 1 s.d 5 ), dan reviu pengguna. Apabila dari kriteria tersebut ada yang dirasa kurang, kita bisa menduga reputasi aplikasi kurang baik dan bisa beralih ke aplikasi lain yang reputasinya lebih bagus.
  3. Faktor ketiga ini lebih ke teori konspirasi :p, yaitu ada orang dalam yang membocorkan data pengguna. Sudah tidak jadi rahasia lagi untuk isu ini, kemungkinan karena oknum tersebut tidak puas dengan kondisi perusahaan atau ingin cari keuntungan lebih. Untuk kasus ini, yang sering jadi kambing hitam tidak lain adalah DBA ( Database Administrator ) karena dia yang berurusan langsung dengan data, namun tidak menutup kemungkinan pihak lain melakukan hal serupa.

Dengan melihat kondisi dan situasi di atas, aku juga jadi berpikir bagaimana cara yang lebih efektif untuk menjaga data kita ya, khususnya yang bersifat pribadi. Kalau aku telaah lebih lanjut, data yang aku sebar di dunia maya ini ada di beberapa lokasi seperti :

  1. Email. Aku pakai email Gmail, Yahoo, dan email kantor. Untuk email kantor paling tidak sudah bisa diandalkan dalam segi keamanan dan keandalan data karena pusat penyimpanan data ada di kantor sendiri. Bagaimana dengan Gmail dan Yahoo ? 2 perusahaan raksasa ini siapa sih yang meragukan teknologinya dan keandalan pengelolaan data, apalagi cuman untuk memproses email. Namun tidak bisa dipungkiri kalau email yang dikelola Google, Yahoo, dan penyedia layanan email lainnya, kita tidak tahu dimana data kita berada dan apakah mereka bisa 100% kita percaya akan menjaga keamanan data dari pihak luar. Kembali lagi, sudah ada Term of Service dalam penanganan data tapi kita tidak bisa serta merta yakin data kita tidak dipakai untuk keuntungan perusahaan-perusahaan tersebut.
  2. Penyimpanan berbasis awan ( Cloud Storage ). Aku pakai Google Drive, dan One Drive. Kembali ke nomor 1 sebelumnya, isu yang sama untuk penyimpanan berbasis awan ini adalah tentang privasi data yang kita simpan di pusat data penyedia layanan tersebut.
  3. Sosial Media seperti Facebook, Instagram, LinkedIn, Tiktok. Untuk sosial media, data yang mungkin tergolong pribadi yang sering kita tulis bisa berupa tempat tanggal lahir, nomor handphone, alamat email, alamat rumah. Namun seiring perkembangan jaman, apakah data-data tersebut masih tergolong data pribadi yang harus kita privasinya ya ? Menurutku sih data tersebut sudah masuk golongan data publik dan bukan rahasia lagi sih.

Dari berbagai permasalahan terkait privasi, keandalan, dan keamanan data dan setelah riset sana sini, akhirnya aku putusin buat lakuin migrasi data ke lokasi penyimpanan yang bisa aku kontrol sepenuhnya dan tidak bergantung kepada penyedia layanan pihak ketiga. Salah satu solusinya adalah sewa hosting pribadi. Di artikel selanjutnya aku mau berbagi pengalaman bagaimana membuat layanan email dan penyimpanan berbasis awan menggunakan hosting pribadi yang tentunya segala aspek dapat kita kontrol mulai dari sisi keamanan, kecepatan, keandalan, pemberian hak akses, dan sebagainya. Saat ini aku sudah punya email pribadi dengan alamat [email protected] dan penyimpanan berbasis awan dengan alamat https://cloud.setyaji.com, dimana keduanya aku kelola secara mandiri tanpa campur tangan pihak ketiga. Stay tune ya di artikel selanjutnya.

Penghujung Tahun 2022

By | 31 Desember 2022

Dan terulang kembali, tahun 2022 ini tidak sempat untuk posting sesuatu di blog. Jadi mumpung masih ada menit-menit terakhir, aku akan coba untuk coret-coret dikit. Coretan ini lebih ke resolusi untuk tahun 2023, khususnya mau dibawa kemana blog ini.

Di akhir 2022, aku sudah mencoba untuk melakukan optimasi web, tidak hanya untuk blogging tapi juga memasang aplikasi fileserver yang nantinya seluruh file-file di laptop akan sinkron seluruhnya ke server ini. Cloud Computing lebih akan dimaksimalkan. Selain itu, aku juga mencoba untuk mengurangi penggunaan ekosistem Google sebagai contoh menggunakan personal email dengan domain sendiri, filesharing di server sendiri, dan sebagainya.

Harapanku semoga 2023 bisa menulis lebih banyak lagi jadinya blog biar rame. Dari sisi tools sudah siap, tinggal konten yang harus diperbanyak.

Semangat menyambut 2023 lebih baik lagi ^^