Web Developing vs Content Writing

By | 26 Desember 2017

Agak aneh mungkin ya judulnya, intinya begini. Web developing adalah proses pembuatan web yang lebih ke hal-hal berbau teknis. Sebagai contoh mulai dari kita membeli domain dan hosting atau cari gratisan seperti di Blogger, menentukan apakah akan membuat web secara manual koding, pake Framework, atau paling gampang pake CMS. CMS nya sendiri ada macem-macem, ada WordPress, Joomla, Drupal, dan sejenisnya. Setelah itu, kita tentuin tema dan plugin sesuai kebutuhan. Kalau Content Writing adalah proses penulisan artikel-artikel atau konten dari website yang udah kita buat. Bisa berupa berita, pengalaman sehari-hari, review, cerita waktu traveling, dan lain-lain. Lalu apa nih kok tiba-tiba ngomongin Web Developing dan Content Writing, mana diadu lagi. Oke begini sejarahnya..

Sebagai seorang mantan mahasiswa jurusan komputer, aku mulai kenal seluk beluk pembuatan website saat semester 3. Waktu itu salah satu instansi di dalam kampus menawarkan doman dan hosting gratis buat mahasiswa. Ya udah aku gak sia-siain kesempatan ini, langsung deh buat website dan hasilnya bisa dilihat di http://rahmat-set.web.ugm.ac.id ??.  Yah namanya pemula jadinya kayak gitu tuh haha. Seiring berjalannya waktu, aku jadi tahu bahwa aku ini lebih suka membuat website alias Web Developing daripada mengisi webku dengan artikel-artikel atau Content Writing. Beberapa kali aku mengoprek (baca:mengubah,menyesuaikan sesuai keinginan) daleman website seperti bermain di tema, plugin, dan CMS tapi jarang sekali aku menulis di sana, jadinya kosong dan gak menarik. Ibarat Masjid yang dibangun sebagus apapun tapi kalau tidak ada jamaahnya terkesan kosong, hampa, dan tidak bermakna ☹☹☹

Bahkan proses Developing website inipun (https://rahmat.setyaji.com) sudah mengalami beberapa kali perubahan. Gonta ganti tema, plugin, dan sebagainya sampai akhirnya aku putusin akan satu hal. Yap, berhenti atau lebih tepatnya mengurangi Web Developing, dan lebih ke arah Content Writing agar peselancar dunia maya yang nyasar di webku bisa lebih tertarik dengan artikel-artikel yang kutulis. Dari segi Web Developing, aku akan fokus ke SEO dan optimasi saja, tidak akan lagi masuk ke ganti-ganti tema dan plugin. Tema yang aku pakai juga cukup simpel yang penting ringan dibuka. Plugin yang dipakai juga seminimalisir mungkin, gak ada yang aneh-aneh. Memang apabila dilihat sekilas, webku ini terlihat sangat simpel. Namun memang itu yang aku pingin, simpel tapi kaya akan isi.

Content Writing juga tidak sembarangan, ada banyak banget halangan. Musuh utama Content Writing adalah waktu menulis. Tidak semua orang memiliki waktu longgar untuk menulis di website nya walaupun itu cuman pengalaman sehari-hari yang tidak butuh banyak mikir. Apabila dipaksakan menulis, hasilnya gak akan maksimal. Ide-ide untuk menulis sering tidak keluar dalam kondisi menulis tapi dipaksain. Butuh mood yang bagus agar tulisan kita bisa dinikmati semua orang. Tentu dong kita menulis itu bukan hanya kita yang baca, tapi banyak orang juga yang akan lihat.

Pada akhirnya semua itu diawali dengan niat. Tentukan arah dan tujuan awal. Kalau memang masih ingin mengembangkan website, ya udah kita ambil posisi di Web Developing dan tidak perlu maksain untuk menulis. Sekiranya website sudah stabil dan oke buat ditampilkan pada khalayak ramai, baru lah kita ambil posisi Content Writing, nulis sebanyak-banyaknya di website. Tetapkan juga tujuan menulis, apakah untuk mencurahkan hati saja, berbagi pengalaman, atau cari uang agar fokus ke arah mana tulisan kita. Web Developing atau Content Writing, pastiin pilih stage mana yang pas dengan situasi dan kondisimu.???

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *